Home | Scholarly Writing | Popular Writing | Humor | Link | Profile  

 

Thursday, April 8, 2010

"Tidak ada yang Berubah Kecuali Perubahan itu Sendiri"

By: Asfa Widiyanto

Dikisahkan oleh sohibul hikayat, Heraklitos, seorang filosof Yunani klasik, di siang hari bolong-bolong itu sedang merenung di sungai (ini kelihatannya si Heraklitos bukan cowok matre, kalau ya, kemungkinan besar dia berpikir "kelaut aje") (kebiasaan pergi ke sungai juga kadang dilakukan sementara makhluk, walau dengan motivasi yang berlainan, ada yang tertarik untuk melihat keindahan yang mempesona, ada pula yang bertujuan mengusir suntuk kala kangen kampung halaman).

Kembali pada si Heraklitos yang tidak matre tadi. Si Heraklitos mengamati aliran sungai, sambil mencoba memasukkan batu ke dalam sungai. Dia berpikir bahwa batu yang dimasukkannya ke dalam sungai bisa dikatakan "berubah" karena batu itu pada hakekatnya berbeda dengan batu beberapa menit sebelumnya. Dia melihat bahwa batu itu dilingkupi tempat (space) dan waktu (tempo) yang berubah. Tidak mungkin batu itu sama pada setiap waktu dan tempat, karena waktu dan tempat itu sendiri berubah, pikirnya. Dari pengamatan itu kemudian dia menarik-narik kesimpulan (daripada menarik-narik kolor kan kelihatan culun) bahwasanya "pada dasarnya semua yang ada di alam semesta itu berubah" dan "tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri". Mungkin kalau si Heraklitos ini ditakdirkan jadi pemimpin partai, dia akan mengusung tema perubahan ini sebagai agenda utama partainya. Atau jangan-jangan sebagian pemimpin partai terinspirasi oleh ide si Heraklitos. Tak tahu lah-)).

Sampai di sini semoga tidak ada yang bingung. Kalaupun bingung, itu adalah wajar, dan itu merupakan fase dalam mencerap pengetahuan dan mendekatkan diri pada kebenaran. Al-Ghazali sendiri, yang hidup di abad 12, menyatakan bahwa "keragu-raguan adalah awal dari pengetahuan". Sementara filosof kemudian mengemukakan, "tidak ada yang tidak diragukan kecuali keraguan itu sendiri" (nah lo...). Ungkapan ini, seperti disinyalir sementara pakar, mengilhami munculnya "scepticism" dan "empiricism" (yang antara lain dimotori oleh Francis Bacon, filosof Inggris abad 17), yang kemudian pada gilirannya memicu perkembangan ilmu pengetahuan modern.

 

 

<< Home

0 Comments:

Post a Comment

 

    
Powered by: Blogspot.com, Copyright: Asfa Widiyanto, 2010. Recommended browser: Mozilla Firefox / Internet Explorer